JAKARTA, KOMPAS.com -
Kanker serviks atau kanker leher rahim saat ini masih menjadi momok
menakutkan bagi perempuan. Betapa tidak, setiap hari ada satu perempuan
meninggal akibat kanker ini. Hal itu diperparah dengan masih minimnya
pengetahuan masyarakat, khususnya perempuan Indonesia tentang kanker
serviks.
Demikian disampaikan Laila Nuranna SpOG dari Divisi
Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (FKUI) dalam acara Gerakan Perempuan Melawan
Kanker Serviks, di Gedung Pertamina, Kamis, (6/10/2011).
Data
patologi di beberapa rumah sakit di Indonesia menunjukkan, kejadian
kanker serviks merupakan kanker terbanyak pada perempuan. Selain angka
kasusnya tinggi, hampir 70 persen kasus ditemukan dalam keadaan stadium
lanjut.
"Kami mengakui, pemahaman masyarakat masih rendah. Dari
data, hanya 2 (dua) persen masyarakat yang paham tentang kanker
serviks. Dan perlu diusahakan upaya sosialisasi terus menerus kepada
masyarakat sehingga pengetahuan mereka meningkat," ucapnya.
Laila
mengatakan, mengingat masih tingginya angka kasus serta kematian pada
penderita kanker serviks dan kenyataan bahwa sebagaian besar kasus
ditemukan pada stadium lanjut, maka program yang seharusnya segera
dilaksanakan adalah pencegahan dan deteksi dini atau skrining.
Menurutnya,
masih banyak wanita di Indonesia yang enggan melakukan deteksi dini
kanker serviks baik dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat
(IVA) atau PAP Smear dikarenakan takut terinfeksi dan menganggap
pemeriksaan itu menyakitkan.
"Kita harus mencitakan dan secara
konsisten mengingatkan bahwa pemeriksaannya tidak sakit. Ini perlu
dijelaskan betapa pentingnya skrining ketimbang harus sampai ada
keluhan," paparnya.
Laila menambahkan, sejauh ini cakupan skrining
kanker serviks di DKI Jakarta masih sangat rendah yakni tidak lebih
dari 10 persen. Sedangkan untuk seluruh Indonesia, cakupan skrining
kanker serviks belum melebihi 5 persen.
"Siapa saja bisa terkena
kanker serviks. Jadi sebelum terlambat, segera lakukan upaya deteksi
dini baik dengan IVA atau PAP Smear. Untuk pencegahan bisa dengan
vaksinasi HPV bagi yang memang mampu," tandasnya.
Penulis : Bramirus Mikail
Editor :
Asep Candra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar