Kamis, 20 Desember 2012

Menurunkan Risiko Kanker pada Perempuan


 
Kanker serviks dan kanker payudara menjadi momok bagi perempuan abad ini. Duet maut ini telah menurunkan kualitas hidup perempuan dan merenggut ratusan ribu nyawa mereka setiap tahunnya.

Prevalensi kanker pada perempuan masih tinggi. Menurut WHO, kanker serviks merupakan penyebab kematian terbesar akibat kanker di negara berkembang. Hal itu karena skrining sitologi serviks belum tersedia secara luas. Hal itu diperburuk oleh kurangnya kesadaran perempuan untuk memeriksakan kesehatan dirinya. Di negara maju seperti Amerika Serikat pun, pada tahun 2006 diduga muncul 9700 kasus baru kanker serviks dan diperkirakan 3700 wanita akan meninggal karena penyakit ini.
Upaya untuk menurunkan risiko terkena kanker berkaitan erat dengan gaya hidup dan tingkat pengetahuan perempuan terhadap kesehatan dirinya. Belum ada yang dapat memastikan bagaimana cara untuk menghindarinya. Saat ini, teknik sadari dan biopsi masih menjadi lini terdepan untuk mendeteksi dini kanker payudara. Pada kanker serviks, pemeriksaan pap smear terbukti efektif untuk mengurangi perkembangan kanker ke tahap lanjut Namun upaya pencegahan lebih diutamakan dari pengobatan. Berbagai penelitian yang dihasilkan oleh para ilmuwan baru-baru ini memberi sedikit harapan kepada kaum hawa untuk mengurangi risiko terkena kedua kanker mematikan tersebut.
Vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV)
Gardasil
Untuk mengurangi risiko kanker serviks, baru-baru ini Food and Drug Association (FDA) menyetujui penggunaan vaksin HPV pada perempuan yang berusia antara 9-26 tahun. Saat ini baru satu vaksin HPV yang mendapat persetujuan FDA, yaitu Gardasil. Dalam salah satu laporan dalam A Cancer Journal for Clinicians 2006, dari data empat uji klinik yang dilakukan terhadap 21.000 remaja dan perempuan, efektivitas Gardasil hampir 100% dalam mencegah lesi prekanker serviks akibat HPV type 16 dan 18. HPV tipe 16 dan 18 merupakan penyebab 70% kanker serviks. Efek samping Gardasil tergolong ringan, yaitu hanya berupa sakit serta nyeri tekan di daerah suntikan.

Advisory Committe on Immunization Practices (ACIP) menganjurkan penggunaan vaksin HPV secara rutin pada para perempuan usia 9-26 tahun. Imunisasi dapat dimulai pada usia 11-12 tahun Vaksin ini dapat diberikan secara bersama-sama dengan vaksin lain yang dianjurkan untuk remaja. Pemberian imunisasi penuh HPV memerlukan 3 kali penyuntikan yaitu pada bulan ke-0, ke-2 dan ke-6. Suntikan ini biasanya dilakukan di lengan pada otot deltoid.

Penggunaan vaksin HPV ini tidak mempengaruhi pedoman pemeriksaan skrining yang sudah ada. Perempuan yang telah mendapat vaksinasi HPV tetap harus melakukan pemeriksaan pap smear untuk deteksi dini. Hal ini karena Gardasil hanya efektif terhadap 4 jenis HPV dari 30 tipe virus yang dapat ditularkan secara seksual yang sebagiannya menyebabkan kanker. Kira-kira sebanyak 30% kanker serviks tidak dapat dilindungi oleh vaksin ini.
Untuk meraih hasil optimal, vaksinasi sebaiknya sudah selesai diberikan sebelum usia seksual aktif. Namun, imunisasi tetap dianjurkan untuk tiap wanita dalam kisaran usia di atas. 

Mengkonsumsi Kedelai
Pola makan yang sehat merupakan suatu gaya hidup yang harus dimiliki oleh perempuan yang ingin terhindar dari kanker. Salah satu bahan makanan yang direkomendasikan untuk dikonsumsi secara teratur adalah kacang kedelai. Kacang kedelai merupakan bahan makanan yang mudah didapat dan tersedia dalam berbagai bentuk olahan. Kedelai mengandung isoflavon yang memiliki efek menyerupai estrogen. Para peneliti menemukan bahwa isoflavon merupakan salah satu unsur yang memberikan proteksi terhadap kanker.
Dua penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di National Cancer Institute dan University of Hawaii serta peneliti di Harvard School of Public Health pada tahun 2006 lalu menemukan bahwa perempuan yang mengkonsumsi produk kacang kedelai dalam jumlah besar pada usia 5-11 tahun berisiko 58% lebih rendah terkena kanker payudara saat dewasa dibandingkan perempuan yang hanya mengkonsumsi sedikit. Hasil lainnya memperlihatkan bahwa perempuan yang mengkonsumsi produk kedelai secara teratur memiliki risiko terkena kanker payudara 25% lebih rendah dibandingkan yang tidak. 

Terapi anti-progesteron
Mifepristone merupakan komposisi utama sebuah pil aborsi yang dikembangkan di Perancis. Mekanisme kerja mifepristone untuk menghambat kehamilan pada trimester pertama adalah dengan menghambat progesteron. Sebelumnya telah diteliti bahwa ada kaitan antara kadar progesteron yang tinggi dengan peningkatan risiko kanker payudara. Para peneliti di University of California menemukan bahwa mifepristone dapat mencegah tumor payudara dengan cara menghambat progesteron pada kelenjar payudara.
Penelitian yang dimuat dalam jurnal Science 2006 ini menguji efek mifepristone pada tikus yang membawa gen bermutasi BRCA-1, yaitu gen yang terdapat pada perempuan pengidap kanker payudara. Para peneliti yang dipimpin oleh Eva Lee menemukan bahwa progesteron meningkatkan penggandaan sel kanker. Ketika tikus diberi mifepristone, komposisi ini secara efektif menghambat progesteron yang memicu penggandaan sel penyebab kanker. Bersama penelitian lain, penemuan ini mengungkapkan bahwa perawatan anti-progesteron membantu mencegah perkembangan kanker payudara pada perempuan yang berisiko terkena penyakit ini. 

Vitamin D hambat progresivitas kanker
Dalam salah satu laporan di Journal of Clinical Pathology, penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Imperial College di London menemukan bahwa vitamin D kemungkinan dapat menurunkan risiko progresivitas kanker payudara. Mereka mengambil sampel darah dari 279 perempuan yang mengidap kanker payudara untuk mengukur kadar vitamin D, kalsium dan hormon paratiroid (PTH). Sekitar 75 perempuan yang mengidap kanker payudara stadium lanjut memiliki kadar vitamin D yang rendah dibandingkan dengan 204 perempuan yang mengidap kanker stadium awal Sedangkan kadar PTH pengidap kanker payudara stadium lanjut lebih tinggi dari pengidap kanker payudara stadium awal. Tidak ada perbedaan kadar kalsium antara kedua kelompok tersebut.
Mereka mengemukakan teori bahwa vitamin D dapat menghambat progresivitas kanker payudara ke fase yang lebih lanjut. Sebelumnya telah diteliti bahwa vitamin D mempunyai karakteristik yang khas yaitu dapat menghentikan sel kanker membelah diri dan mendorong sel-sel rusak untuk bunuh diri. Hasil penemuan mereka diperkuat oleh penelitian sebelumnya yang menemukan adanya keterkaitan antara tingginya angka kejadian kanker payudara dengan rendahnya paparan sinar matahari.(primz)

By
Post artikel ini di tempat lain?Bookmark and Share
Seluruh artikel di myhealing.wordpress.com dapat Anda perbanyak dan digunakan untuk keperluan apapun, asal tetap mencantumkan sumber URL. Silakan berikan rating untuk artikel ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklanseribu bloggratiss4u majelisrasulullah seribukatamutiara surgaweb sangrajamaya SERBA SERBI seribusayang 2billiontraffic4u sehatwalafiah SERIBU KAWAN FECEBLOG 4UI Free Backlinks echange de liens iklanwarga freebacklinks4u ANEKA VIDEO BUSANA MUSLIM freebanner4u