Rabu, 05 Desember 2012

Mencegah Kanker Serviks Sebelum Terlambat

Perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual secara aktif beresiko mengalami kanker serviks. Beruntunglah, kemajuan teknologi sudah dapat menghadirkan vaksinasi untuk mencegah terjadinya kanker serviks, sehingga penyakit ini dapat dihindari sejak dini.
Salah satu kanker yang paling dikhawatirkan oleh kaum hawa selain kanker payudara adalah kanker serviks.
Data Globocan tahun 2002 menunjukkan, di seluruh dunia terdapat sekitar 493.243 perempuan didiagnosis terkena kanker serviks setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut sebanyak 273.505 meninggal karena kanker serviks setiap tahunnya. Ini artinya di dunia terdapat lebih dari 700 perempuan meninggal setiap hari karena kankers serviks. Kanker serviks pun menjadi penyebab 80 persen kasus kematian di negara berkembang.
Di Indonesia, ada 16.000 kasus kanker serviks setiap tahunnya, dengan jumlah yang meninggal sebanyak 7.566 orang. Ini berarti ada 40 kasus baru kanker serviks di Indonesia setiap harinya.

HPV Tipe 16 dan 18

Serviks merupakan leher rahim yang menghubungkan rahim dengan mulut rahim. Area ini sangat kecil dan sempit, serta merupakan tempat peralihan. Bagian peralihan inilah yang disukai virus Human Papilloma (HPV) penyebab kanker serviks. Secara normal, HPV ada di dalam tubuh dengan tipa yang begitu banyak. Setidaknya ada sekitar 200-an jenis HPV, namun tidak semua tipe HPV menjadi penyebab kanker serviks.
"Tipe 16 dan 18 menjadi penyebab sekitar 70 persen kasus kanker serviks. Sementara tipe 6 dan 11 menjadi penyebab sekitar 90 persen kasus kutil kelamin", ujar Dr. Adityawati Ganggaiswari, MBiomed, dalam talkshow tentang kanker serviks dan cara pencegahannya di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut dokter dari Yayasan Kanker Indonesia ini diperkirakan, sekitar 50 persen orang yang berhubungan seksual secara aktif terinveksi HPV. Perlu diketahui, HPV tipe 16 dan 18 diperoleh melalui hubungan seksual.
Itu sebabnya, mereka yang sudah melakukan hubungan seksual, beresiko lebih tinggi tertular. Resiko semakin tinggi ketika seorang perempuan beranjak tua.

Perlu Pap Smear

Sayangnya, gejala yang menyertai kanker serviks tidak khas. Kanker ini seringkali tidak menimbulkan gejala, dan baru ketahuan ketika melakukan pap smear. Keputihan yang tidak wajar atau mengalami pendarahan ketika berbungan seksual menjadi pertanda kanker serviks. Meskipun demikian, tanda tersebut tidak khas merujuk gejala kanker serviks.
"Keputihan yang terjadi sebelum dan sesudah menstruasi adalah normal. Begitu juga bila terjadi pendarahan saat berhubungan seks. Karena bisa saja pendarahan tersebut disebabkan oleh luka atau lecet. Guna memastikan ada tidaknya kanker serviks perlu deteksi dini, seperti pap smear," ungkap dokter yang kerap disapa Dr. Dieate ini.
Pemeriksaan pap smear hanya boleh dilakukan pada mereka yang sudah melakukan hubungan seksual secara aktif. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan enam bulan sekali, bila memang ada keluhan.
Selain untuk deteksi sel prakanker, pemeriksaan pap smear bertujuan untuk deteksi peradangan, adanya jamur, dan infeksi HPV. Bila diketahui adanya prakanker fase 1 atau 2, bisa sembuh tanpa pengobatan. Bila dijumpai dalam kondisi berat, diperlukan tindakan pengobatan. "Kelainan bisa terdeteksi dengan pap smear," katanya.

Mayoritas Perokok

Pendarahan juga harus diwaspadai sebagai tanda kanker serviks, terutama pada wanita usia menopause. Jadi perempuan usia menopause yang mengalami haid lagi harus curiga kemungkinan kanker.
"Kadang kondisi leher rahim tidak terdeteksi karena tidak rajin melakukan pap smear", imbuh Dr. Dieta. Tes pap smear semakin dilanjutkan bisa mereka juga termasuk perokok. Wanita perokok berisiko mengalami kanker serviks lebih tinggi. Catatan menunjukkan, sebagian besar penderita kanker serviks adalah perokok.
Selain pap smear, pemeriksaan IVA atau inspeksi visual asam asetat dapat dilakukan dengan hasil lebih cepat. Cara pemeriksaannya hanya dengan mengoleskan asam cuka pada mulut rahim.
Pap smear maupun pemeriksaan IVA merupakan langkah pencegahan sekunder, sedangkan untuk pencegahan primer adalah vaksinasi. Vaksin terutama ditujukan bagi perempuan yang belum melakukan hubungan seks, dengan harapan diperoleh respon imunitas lebih baik. Anak perempuan mulai usia 9 tahun bisa diberikan vaksin hingga usia 55 tahun. Anak laki-laki pun dapat ikut vaksinasi pada usia 9 - 26 tahun untuk pencegahan HPV tipe 6 dan 11. Vaksinasi yang dilakukan sejak dini akan lebih baik, mengingat sistem pembentukan imun tubuh akan sangat baik.

Sumber Asli: Bulletin Rumah Opa-Oma Edisi 54 April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklanseribu bloggratiss4u majelisrasulullah seribukatamutiara surgaweb sangrajamaya SERBA SERBI seribusayang 2billiontraffic4u sehatwalafiah SERIBU KAWAN FECEBLOG 4UI Free Backlinks echange de liens iklanwarga freebacklinks4u ANEKA VIDEO BUSANA MUSLIM freebanner4u